Rabu, 22 Desember 2010

Premium ...Pertamax...Oh kendaraan...Oh Mobil.....


Indonesia adalah salah satu negeri penghasil minyak yang cukup besar , dan sebenarnya memiliki cadangan minyak yang cukup besar pula didunia ini ; namun masalah minyak tersebut selalu saja menjadi momok atau hantu yang menakutkan bagi rakyak Indonesia.
Dan di Indonesia sendiri hampir sebagian besar eksplorasi minyaknya di kuasai oleh pihak asing , sehingga negeri yang kaya minyak ini tak begitu banyak bisa menikmati kebebasan atas kepemilikan dari kekayaan alam tersebut.
Salah satu yang membuat rakyat Indonesia semakin gelisah dan sedih adalah mereka tahu negerinya adalah negeri penghasil minyak yang besar , namun mengapa harga minyaknya tersebut begitu mencekik rakyatnya. Dan ternyata pula harga minyak di Indonesia ternyata cukup tinggi dibanding dengan harga minyak di Negara-negara lain sebagai penghasil minyak. Dan yang sederhana namun membingungkan ternyata harga minyak segitu tersebut masih disubsidi oleh Pemerintah.
Saat ini Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat akhirnya sepakat menekan subsidi bahan bakar minyak dengan membatasi konsumsi Premium dan Solar mulai akhir kuartal pertama atau Maret tahun depan. Pemerintah memilih melarang kendaraan berpelat nomor hitam, merah, dan kendaraan TNI/Polri menggunakan Premium. ( kalau tidak salah kendaraan mobil yang produksi tahun 2005 keatas )
Mau tidak mau, nantinya pengendara harus menggunakan bensin beroktan tinggi yang tak bersubsidi, seperti Pertamax (gasolin beroktan 92), maupuan Pertamax Plus (oktan 95), atau kalau di SPBU Shell, bisa menggunakan Shell Super (oktan 92) dan Shell Super Extra (oktan 95).
Selain karena alasan penghematan anggaran subsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN), sebenarnya apa manfaat BBM dengan oktan yang lebih tinggi? . Seorang pengamat otomotif mengatakan bahwa bahan bakar beroktan tinggi akan menghasilkan tenaga kendaraan lebih besar. Karena tenaganya besar, kerja mesin lebih ringan. Ini pasti akan membuat irit bahan bakar bila kerja mesin ringan, dan pasti akan membuat mesin lebih awet.
Selain itu bahwa mesin kendaraan keluaran di atas tahun 2000 sudah diset menggunakan oktan 92 ke atas. Sebab, dia melanjutkan, bahan bakar ini sudah sesuai standar keramahan lingkungan Euro 2, tidak seperti premium yang banyak beroktan 88.
Namun, meski konsumsi lebih irit, konsumen bakal merogoh kantong lebih dalam. Bagaimana tidak, bila selama ini pengendara hanya membeli Premium Rp4.500 per liter, maka dia harus membayar Pertamax Rp6.900.
Itu untuk Jakarta. Kalau di kota lain, harganya akan berlipat. Di Tomohon, Sulawesi Utara misalnya, harga Pertamax untuk periode 1-15 Desember ini sebesar Rp9.500 per liter, alias dua kali lebih mahal dari harga Premium.
Memang, pembatasan baru akan dimulai dari Jakarta, Bogor, Depok Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), namun belakangan akan merampah ke semua daerah, termasuk Indonesia bagian timur. Hingga akhirnya pada 2013 seluruh kendaraan pribadi tidak boleh menggunakan Premium.
Anda  pasti pingin tahu harga minyak  dinegera-negara lain tersebut .  Berikut ini adalah gambaran harga minyak dinegara=Negara penghasil minyak. ( Oh iya….hampir tak tersadarkan….ternyata Indonesia sudah keluar dari OPEC , dan saat ini harga minyak dunia yang dipatok berkisar $89/barrel )
Di Venezuela harganya hanya Rp 460/liter, di Saudi Arabia Rp 1.104/liter, di Nigeria Rp 920/liter, di Iran Rp 828/liter, di Mesir Rp 2.300/liter, dan di Malaysia Rp 4.876/liter. Rata-rata pendapatan per kapita di negara-negara tersebut lebih tinggi dari kita. Sebagai contoh Malaysia sekitar 4 kali lipat dari negara kita.
Para pengamat migas Institut Teknologi Bandung (ITB) memprediksi harga bahan bakar minyak nonsubsidi pada saat diberlakukannya pembatasan bahan bakar minyak subsidi pada Maret 2011 bakal turun, mungkinan harga pertamax bisa di bawah 80 dollar per barel saat itu.
Harga bahan bakar di Indonesia tergantung harga dunia. Saat ini, harga minyak dunia berkisar di angka 88,28 dollar per barel. Tingginya harga minyak kemungkinan disebabkan oleh terjadinya badai salju di Eropa.
Pada  Maret nanti diperkirakan salju akan mencair dan harga minyak dapat turun atau dibawah angka 80 dollar per barel. Tapi bisa jadi pada akhir 2011, harga naik lagi. Harga minyak memang fluktuatif. Mengenai rencana PT Pertamina (Persero) untuk melakukan optimalisasi di kilang Balongan untuk memasok persediaan Pertamax dengan  perbaikan fasilitas yang dapat mengkonversi timbal menjadi tanpa timbal.Fasilitas tanpa timbal lebih mahal. Namun, akan berdampak baik terhadap lingkungan. "Ini bisa mengurangi emisi timbal di udara
AS dan Cina adalah importer minyak terbesar dan ketiga di dunia *1. Tapi harga minyak di AS cuma Rp 8.464/liter sementara Cina Rp 5.888/liter.. Padahal penduduk kedua negara lebih besar dari Indonesia (Cina penduduknya 1,3 milyar) . Jelas bedanya antara negara yang mementingkan kepentingan rakyat dengan negara Neoliberalis/Pro Spekulan Pasar yang hanya mengikuti harga minyak Internasional.
Indonesia meski premium cuma Rp 4.500 (yang akan dinaikkan jadi Rp 6.000/liter) namun harga Pertamax mencapai Rp 7.100 /liter. Lebih tinggi dari harga di AS. Padahal UMR di Indonesia cuma US$ 95/bulan sementara di AS US$ 980/bulan. Jadi Indonesia ini benar-benar mengikuti kemauan spekulan pasar/kaum Neoliberalis.
Dengan memakai patokan harga Internasional US$ 89/barrel maka rakyat AS yang UMRnya US$ 980/bulan masih bisa menabung US$ 955/bulan sementara rakyat Indonesia yang UMRnya hanya US$ 95/bulan harus ngutang sebanyak US$ 30/bulan. Memang rakyat miskin tidak punya mobil mewah, tapi mereka kan tetap harus pakai angkot atau sepeda motor. Dan itu pakai BBM!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar